Sabtu, 16 April 2011

Sutera


Sutera  adalah  serat  yang  diperoleh  dari  sejenis  serangga  yang disebut Lepidoptera. Serat sutera berbentuk filamen, yang dihasilkan oleh larva  ulat  sutera  waktu  membentuk  kepompong.  Species  utama  dari  ulat sutera  yang  dipelihara  untuk  menghasilkan  sutera  adalah  Bombyx  mori (Jumaeri,  1977:46).  Proses  terjadinya  filamen  sutera  berawal  dari  kupu–kupu  bertelur  dan  bila  telur  menetas  akan  keluar  ulat  sutera,  setelah  ulat sutera dewasa akan membuat sarang kepompong yang berlangsung selama 2-5  hari  dan  kemudian  ulatnya  akan  berubah  menjadi  pupa  didalam kepompong.   Sebelum   ulat   sutera   dewasa   keluar   dari   kepompong, kepompong  yang  baik  dikelompokkan  terlebih  dahulu  menurut  jenis, ukuran  dan  warna  kemudian  kepompong  dimasak  dalam  air  panas  untuk melunakan serisin atau mematikan pupa yang berada didalam kepompong. Pencarian   ujung   filamen   pada   kepompong   dilakukan   dengan   cara menyikat  kepompong.  Hasil  dari  pelepasan  kira–kira  panjangnya  3200 meter, untuk penggulungan biasanya 8-20 helai filamen dirangkap menjadi satu  benang  dan  diberi  gintiran  (Supriyono,1977).  Benang  sutera  ini kemudian  dijadikan  kain  dengan  cara  dipintal  dan  ditenun,  serat  sutera yang dipintal biasanya berasal dari serat sutera yang berfilamen pendek.

Sutera  mentah  tidak  berkilau,  kaku  dan  sukar  menghisap  warna karena  masih  mengandung  zat  perekat.  Menghilangkn  zat  perekat  pada filamen  sutera  dilakukan  dengan  proses  deguming  dengan  larutan  air sabun  yang  ditambah  sedikit  abu  soda  selama  1  –  2  jam,  kemudian dilanjutkan  dengan  pembilasan  dengan  air  dingin  agar  didapatkan  sutera yang halus dan berkilau. Proses ini dikerjakan sesudah sutera itu menjadi tenun. Hasil proses tenunan sutera menjadi lunak, warnanya putih, sangat berkilau dan mudah menghisap warna.
1.      Karakteristik Kain Sutera

Karakteristik atau sifat–sifat yang dimiliki kain sutera antara lain :

a.      Bunyi  gemerisik  (scoop)  bila  dipakai  karena  serat  saling  bergeseran (Jumaeri,1977:48).
b.      Kekuatan serat sutera dalam keadaan kering 4 sampai 4,5 gr perdenier dengan mulur 20 sampai 25% dan dalam keadaan basah kekuatannya 3,5 sampai 4,0 perdenier dengan mulur 25 sampai 30% bila melebihi 30% tidak dapat kembali sepanjang semula (Jumaeri,1977:48).
c.        Sutera  kurang  terhadap  zat-zat  oksidator  (kaporit  dan  sinar  matahari)tetapi lebih tahan terhadap serangga (Jumaeri,1977:49).
d.      Mempunyai  daya  isolator  yang  baik  terhadap  listrik  dan  panas  (S.K Sewan Susanto S,1980:48).
e.       Daya  serap  terhadap  air  besar,  sampai  30%  sutera  masih  tetap  terasa kering (S.K Sewan Susanto S,1980:48).
f.        Density  sutera  antara  1,22  –  1,25  (lebih  ringan  dari  cotton)  (S.K. Sewan Susanto S,1980:48).
g.      Kekuatan tarik tinggi. Breaking strength = 65.000 lb/m² (kurang lebih 2 kali kekuatan cotton) (S.K. Sewan Susanto S,1980:48).
h.      Sutera  tidak  tahan  terhadap  panas  sampai  140ºC  tidak  mengalami kerusakan pada suhu 170ºC mulai mengalami kerusakan (S.K. Sewan Susanto S,1980:49).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar