Kamis, 14 April 2011

Kimia Zat Warna. Zat Warna Asam


Zat Warna asam
Zat warna asam termasuk zat warna yang larut dalam air karena memiliki gugus pelarut sulfonat atau karboksilat dalam struktur molekulnya, Gugus tersebut juga berfungsi untuk mengadakan ikatan ionic dengan tempat-tempat positif dalam serat wol atau sutera.
Zat warna asam mempunyai satu gugus sulfonat dalam struktur molekulnya disebut zat warna asam monobasik, sedangkan zat warna asam yang mempunyai 2 gugus sulfonat disebut zat warna dibasik, beritu seterusnya.
Karena gugus pelarut zat warna asam dibasik kelarutannya makin tinggi, akibatnya menjadi lebih mudah rata, namun tahan luntur hasil celupan terhadap pencuciannya akan berkurang. Selain itu, dibandingkan zat warna asam monobasik, jumlah maksimum zat warna asam dibasik yang dapat terserap oleh serat wol atau sutera menjadi lebih kecil, terutama bila suasana larutan celup kurang bagitu asam, karena pada kondisi seperti itu, tempat-tempat positif pada bahan terbatas. Jadi untuk pencelupan warna tua dan kondisi tersebut digunakan zat warna asam monobasik.
Keunggulan lain dari zat warna asal warnannya yang lebh cerah, hal tersebut karena ukuran partikelnya relatif kecil (lebih kecil dari zat warna direk).
Struktur kimia zat warna asam bervariasi, antara lain trifenil metan, xanten, nitro aromatik, azo dan pirazolon. Kebanyakan zat warna asam jenis azo, sehingga hasil celupnya dapat dilunturkan oleh reduktor.
Penggolongan zat warna asam yang lebih umum adalah berdasarkan pemakaiinnya, yakni :
  1. Zat warna asam celupan rata (Levelling Acid Dyes)
Disebut zat warna asam celupan rata, karena pencelupannnya mudah rata akibat molekul zat warnanya yamg relatif sangat kecil, sehingga substantifitasnya terhadap serat relatif kecil, sangat mudah larut dan warnanya sagat cerah, tetapi tahan luntur warnanya rendah.
Ikatan antara serat dan zat warnannya adalah ikaan ionik, disamping ikatan zvan der walls. Untuk pencelupan warna tua, biasanya diperlukan kondisi larutan celup yang sangat asam, yakni pH 3-4, tetapi untukl zat warna sedang dan muda dapat dilakukan pada pH 4-5.

  1. Zat warna asam Milling
Ukuran molekul zat warna milling agak lebih besar dibandingkan zat warna asam celupan rata, sehingga afinitas zat warna asam milling lebih besar dan agak sukar bermigrasi dalam serat, akibatnya agak sukar mendapatkan kerataan hasil celup.
          Tahan luntur warna hasil selupannya lebih baik dari zat warna asam celupan rata, karena walaupun ikatan antara serat dan zat warna dengan serat masih didominasi ikatan ionik tetapi ikatan sekunder berupa gaya Van Der Waals-nya juga relatif mulai cukup besar(sesuai dengan makin besarnya ukuran partikel zat warna).
untuk mencelup zat warna tua, umumnya diperlukan kondisi lariutan celup pH 4-5, tetapi untuk warna sedang dan muda, dilakukan pada kondisi pH 5-6 agar hasil celupannya rata. Penambahan NaCl dalam larutan celup akan berfungsi sebagai pendorong penyerapan.

  1. Zat warna asam Super Milling
Diantara seluruh jenis zat warna asam, ukuran molekulnya paling besar (tetapi masih lebih kecil daripada ukuran molekul zat warna direk) sehingga afinitas terhapad serat relatif besar dan sukar bermigrasi, akibatnya sukar mendapatkan kerataan hasil celupannya, namun tahna luntur warnanya tinggi.
Tahan luntur yang tinggi diperoleh dari adanya ikatan antara serat dan zat warna yang berupa ikatan ionik yang didukung oleh ikatan Van der Waals serta kemuungkinan terjadinya ikatan hidrogen. untuk pencelupan warna tua, dapat dilakukan pada kondisi larutan celup pH 5-6, tetapi untuk warna sedang dan muda dapat dilakukan dengan pH 6-7. Agar resiko belang menjadi lebih kecil, biasanya tidak diperlukan penambahan NaCl (atau jumlahnya dikurangi), karena NaCl dalam suasana celup yang kurang asam akan berfungsi sebagai pendorong penyerapan zat warna.
Dalam pencelupan menggunakan zat warna asam super milling seringkali sukar untuk menghindarkan terjadinya ketidakrataan. Untuk itu pada prosesnya ditambahkan perata anionik.

Ukuran partikel zat warna juga menentukan besarnya ikatan sekunder antara zat warna dengan serat berupa ikatan gaya Van der Waals, dimana makin banyak elektron dalam molekul (makin besar ukuran molekul), zat warna makin besar ikatan fisika (Van der Waals)nya. Oleh karena itu, ketahan luntur hasil pencelupan zat warna asam levelling lebih rendah bila dibandingkan dengan tahan luntur hasil celup dengan zat warna asam milling dan super milling. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar