Sabtu, 24 Maret 2012

Penyempurnaan Kreping Kain Kapas 100% dengan menggunakan NaOH

Kapas

Kapas adalah salah satu contoh serat selulosa dimana serat selulosa banyak mengandung gugus hidroksil. Gugus ini dapat mengadakan ikatan hidrogen dengan gugus hidroksil, amina, dan azo dalam molekul zat warna. Struktur kimia serat kapas.


                                                                           Selulosa
 Adapun salah satu sifatnya adalah akan menggembung dalam alkali kuat pekat, selain itu serat memiliki MR 7 – 8,5 %, kekuatan tarik dalam keadaan basah lebih besar daripada kekuatan  tarik keringnya.

Penyempurnaan Kreping

Yang dimaksud penyempurnaan kreping adalah membuat kain menjadi tidak rata (berkeriput) karena perbedaan tetal secara parsial, baik arah lusi maupun pakan ataupun kedua-duanya.
Kreping kapas
Cara membuat krep dari kapas pada garis besarnya ada dua yaitu :
a.Mengerjakan kain yang mengandung puntiran tinggi dari benangnya dimana efek krepnya tergantung pada relaksasi puntirannya.
b.Menggunakan reagen-reagen kimia yang yang menyebabkan penggelembungan yang besar pada kapas.
Cara yang pertama tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut. Adalah mungkin untuk membuat efek krep dari dari jenis kain-kain tertentu tanpa menggunakan benang-benang puntiran tinggi memang tidak terjadi efek-efek kerutan yang tidak karakteristik, tapi ada gelombang-gelombang  yang khusus dan elastisitas yang bisa dikatakan sebagai struktur kain krep.
Krep-krep yang demikian lebih cenderung dihasilkan dengan cara kimia daripada mekanisme fisik yang murni misalnya bukaan puntiran dan penggembungan tetapi proses tersebut bertumpu pada zat penggembungannya, yaitu larutan reagen yang menyebabkan penggelembungan yang besar pada seratnya. Zat tersebut akan menggelembungkan serat sehingga pada bagian kain yang terkena zat tersebut akan mengkeret, sedangkan bagian yang lainnya tidak sehingga terjadi perbedaan pemengkeretan yang pada bidang yang sama akan terbentuk permukaan yang tidak rata.

Pengaruh Pencapan pasta NaOH pada serat kapas
       Pengaruh NaOH pada serat kapas akan mengakibatkan penggembungan serat. Bila konsentrasi NaOH cukup kuat maka bagian kristalin akan menggembung dan terjadi perubahan kisi-kisi  yang permanen. Penggembungan ini terjadi karena pelepasan ikatan hidrogen internal dalam serat yang efeknya sangat besar terutama pada keadaan alkali kuat. Sehingga terjadi penyusunan kembali orientasi molekulnya yang lebih teratur.
Selulosa yang menggelembung ini tidak mengalami degradasi tetapi daya serap dan kereaktifannya menjadi lebih besar daripada semula. Reaksinya adalah sebagai berikut :

Selulosa-OH   + NaOH                         Selulosa- ONa  + H2O

       Dengan adanya proses penggembungan serat maka bentuk kristalin dari selulosa dan molekul-molekulnya relatif berpindah tempat satu sama lain. Akibatnya banyak banyak gugus OH yang lebih mudah untuk dapat diakses, maka absorpsi serat terhadap air atau zat warna bertambah.

Pengaruh dari pencapan pasta kostik soda adalah :
v Bahan menjadi mengkeret pada bagian motif yang dicapkan.
v Kekuatan tarik bertambah.
v Absorbsi bahan terhadap air dan zat warna bertambah.
v Mulur sebelum putus bertambah.

Jumat, 16 Maret 2012

poliakrilat



Serat-serat poakrilat selalu mengandung kopolimer yang sangat berguna dalam mekanisme pencelupannya. Sebagai contoh serat acrilan 1656 mengandung kopolimer bersifat basa yang mempunyai afinitas terhadap zat warna asam; sedangkan Courtelle dan serat-serat poliakrilat yang lain mengandung kopolimer dengan gugusan negatif sehingga serat poliakrilat tersebut mempunyai afinitas yang besar terhadap zat warna basa atau zat warna kation meskipun serat-serat tersebut bersifat hidrofob.
Proses pembuatan serat-serat poliakrilat secara terperinci belum diterangkan, tetapi secara umum adalah sebagai berikut:
40 bagian berat amonium persulfat sebagai katalisator dan 80 bagian natrium bisulfit sebagai pengaktif dilarutkan dengan 94 bagian air suling pada suhu 400C, dan kemudian setelah 2 jam, 16 bagian campuran akrilonitril 90 persen dan 10 persen monomer etilenat ditambahkan perlahan-lahan sambil diaduk. Polimer poliakrilonitril yang dimodifikasi dengan monomer lain, mengendap dengan berat sekitar 60.000. polimer yang diendapkan disaring, dicuci, dikeringkan, dan dilarutkan kembali dalam pelarut untuk pemintalan yang sesuai misalnya dimetil formamida (konsentrasi larutan 10-20 persen).
Larutan tersebut kemudian dipanaskan dan disemprotkan melalui sel pemintalan yang dipanaskan. Medium penguap yang dipanaskan seperti udara, nitrogen, atau uap dialirkan berlawanan dengan arah perjalanan filamen, untuk menguapkan pelarut. Filamen dalam keadaan panas ditarik sampai beberapa kali panjang semula dengan cara melewatkannya melalui jarum yang dipanaskan udara panas, atau air panas. Suhu penarikan dapat divariasi dari 1000C sampai 2500C bergantung pada lamanya kontak dalam pemanasan.
Sifat-sifat dari poliakrilat adalah :
  1. Mekanik
Kekuatan kering serat 5 gram per denier dan kekuatan basahnya 4,8 gram per denier. Dari perbandingan yang tinggi antara kekuatan basah dan kering terlihat bahwa serat bersifat tahan air, sama dengan vinyon dan saran. Mulur saat putus keringh 17 persen, basah 16 persen.
  1. Ketahanan kimia
Pada umunya poliakrilik mempunyai ketahanan yang baik terhadap asam-asam mineral dan pelarut-pelarut, minyak-minyak, lemak-lemak, dan garam-garam netral.
  1. Pengaruh panas
Poliakrilik tahan terhadap pengrusakan panas meskipun dalam waktu yang lama sampai 1500C.