PEMANFAATAN KULIT BAWANG MERAH SEBAGAI PEWARNA TEKSTIL
Elin erlinawati, Lestari Nadia, Yana Waryana
Mahasiswa Kimia Tekstil, Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil, Bandung, Indonesia.
RINGKASAN
Maraknya
penggunaan zat warna sintetik sebagai zat pewarna tekstil tidak mampu menggeser
keberadaan zat warna alami, karena zat
warna alam memiliki kelebihan dibandingkan zat warna sintetik yaitu tidak mudah
pudar setelah penyimpanan dalam waktu yang lama serta dalam segi lingkungan
limbah zat warna alam lebih mudah terdegradasi oleh biodegradable. Kulit bawang
merah mengandung zat warna alam yaitu antosianin dan flavonoid, untuk
mendapatkan zat warna alam dari kulit bawang merah maka dilakukan proses
ekstraksi panas dari 1 kg kulit bawang merah dengan 6liter air selama 1 jam.
Proses identifikasi zat warna alam dilakukan dengan uji methanol menghasilkan
warna methanol tidak menjadi tua dan pada saat proses pencelupan kain wol dan
nilon terwarnai tua, hal ini menunjukkan bahwa zat warna yang terkandung
didalam kulit bawang merah adalah zat warna asam.
Proses pencelupan dilakukan
dengan memvariasikan waktu pencelupan selama 15 menit, 30 menit dan 45 menit
dengan nilai K/S tertinggi 17,79 % diperoleh pada pencelupan selama 30 menit.
Proses iring dilakukan untuk memperbesar
molekul zat warna yang sudah ada di dalam serat, sehingga tidak mudah keluar
dari dalam serat. Zat kimia yang digunakan untuk prose siring adalah Tawas,
Kapur, Kalium Bikarbonat dan FeSO4, nilai pengujian perubahan warna (Staining
Scale) dan penodaan warna (Gray Scale) yang paling baik diperoleh denga prose
siring tawas selama 15 menit.
Kata Kunci
: Bawang merah, iring, pencelupan, K/S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar