Sutera adalah serat yang diperoleh dari sejenis serangga yang disebut Lepidoptera. Serat sutera berbentuk filamen, yang dihasilkan oleh larva ulat sutera waktu membentuk kepompong. Species utama dari ulat sutera yang dipelihara untuk menghasilkan sutera adalah Bombyx mori (Jumaeri, 1977:46). Proses terjadinya filamen sutera berawal dari kupu–kupu bertelur dan bila telur menetas akan keluar ulat sutera, setelah ulat sutera dewasa akan membuat sarang kepompong yang berlangsung selama 2-5 hari dan kemudian ulatnya akan berubah menjadi pupa didalam kepompong. Sebelum ulat sutera dewasa keluar dari kepompong, kepompong yang baik dikelompokkan terlebih dahulu menurut jenis, ukuran dan warna kemudian kepompong dimasak dalam air panas untuk melunakan serisin atau mematikan pupa yang berada didalam kepompong. Pencarian ujung filamen pada kepompong dilakukan dengan cara menyikat kepompong. Hasil dari pelepasan kira–kira panjangnya 3200 meter, untuk penggulungan biasanya 8-20 helai filamen dirangkap menjadi satu benang dan diberi gintiran (Supriyono,1977). Benang sutera ini kemudian dijadikan kain dengan cara dipintal dan ditenun, serat sutera yang dipintal biasanya berasal dari serat sutera yang berfilamen pendek.
Sutera mentah tidak berkilau, kaku dan sukar menghisap warna karena masih mengandung zat perekat. Menghilangkn zat perekat pada filamen sutera dilakukan dengan proses deguming dengan larutan air sabun yang ditambah sedikit abu soda selama 1 – 2 jam, kemudian dilanjutkan dengan pembilasan dengan air dingin agar didapatkan sutera yang halus dan berkilau. Proses ini dikerjakan sesudah sutera itu menjadi tenun. Hasil proses tenunan sutera menjadi lunak, warnanya putih, sangat berkilau dan mudah menghisap warna.
1. Karakteristik Kain Sutera
Karakteristik atau sifat–sifat yang dimiliki kain sutera antara lain :
a. Bunyi gemerisik (scoop) bila dipakai karena serat saling bergeseran (Jumaeri,1977:48).
b. Kekuatan serat sutera dalam keadaan kering 4 sampai 4,5 gr perdenier dengan mulur 20 sampai 25% dan dalam keadaan basah kekuatannya 3,5 sampai 4,0 perdenier dengan mulur 25 sampai 30% bila melebihi 30% tidak dapat kembali sepanjang semula (Jumaeri,1977:48).
c. Sutera kurang terhadap zat-zat oksidator (kaporit dan sinar matahari)tetapi lebih tahan terhadap serangga (Jumaeri,1977:49).
d. Mempunyai daya isolator yang baik terhadap listrik dan panas (S.K Sewan Susanto S,1980:48).
e. Daya serap terhadap air besar, sampai 30% sutera masih tetap terasa kering (S.K Sewan Susanto S,1980:48).
f. Density sutera antara 1,22 – 1,25 (lebih ringan dari cotton) (S.K. Sewan Susanto S,1980:48).
g. Kekuatan tarik tinggi. Breaking strength = 65.000 lb/m² (kurang lebih 2 kali kekuatan cotton) (S.K. Sewan Susanto S,1980:48).
h. Sutera tidak tahan terhadap panas sampai 140ºC tidak mengalami kerusakan pada suhu 170ºC mulai mengalami kerusakan (S.K. Sewan Susanto S,1980:49).