Sabtu, 26 Mei 2012

Alone and Silent

 
Jam dinding semakin berdetik, waktu terus berputar dan aku masih disini
menunggu dan menunggu...
Sebuah amanah yang begitu besar, seolah menawan ku dalam sangkar. Ku coba untuk bergerak dan berlari namun aku tak sanggup karena aku hanya sendiri dan tak berdaya.
Ku tatap sebuah kertas yang menempel di dinding. "sumpah jabatan" itulah tulisan yang tertera di dalamnya. Tak terasa air mata ini menetes perlahan-lahan. Disini aku terkurung dalam ruangan kosong yang tak berpenghuni, hanya keheningan yang menyelimutiku. Aku bertahan disini karena masih memegang sebuah janji dan sumpah yang dibuat bersama-sama, untuk berlayar dalam perjalanan ini. Sayang sungguh sayang, perlahan satu persatu sayap dalam tubuhku jatuh dan hilang. Sayap-sayap yang seharusnya menopang perjalanan ini untuk menuju sebuah muara entah dimana keberadaannya. Dalam dada ini selalu ada pertanyaan yang menusuk hati, siapakah yang akan merubah semua ini?????
Helaan nafas semakin panjang, dan jalan yang harus dilalui begitu panjang seakan tak berujung. Lelah adalah suatu kepastian dan pergi melepaskan beban merupakan sebuah tawaran yang menggiurkan. Entah sejak kapan hati kecil mulai terus berbisik dan meracau tak henti-hentinya. 
Tak selamanya jalan berduri dan berkelok-kelok itu berujung pada suatu kegagalan. Ketika kau berhasil meraihnya dengan sabar, syukur, ikhlas dan amanah maka Tuhan akan semakin mencintaiMu. Bekerjalah untuk Tuhan , bukan untuk manusia.  Ringankanlah langkahmu, selipkanlah senyuman terindah milikmu dan rangkul kembali sayap-sayap yang telah patah. agar kau dapat terbang di angkasa luas sana bersama-sama. Sehingga kesendirian bukanlah menjadi sebuah pilihan

* Guratan sebuah pena di sudut kamar dengan ditemani cahaya rembulan
Bandung, 26 Mei 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar