Persalinan adalah suatu proses yang sangat saya tunggu mengingat usia kandungan sudah memasuki 38w, setiap pagi saya selalu melakukan senam dan jalan pagi untuk mempercepat datangnya tanda cinta dari baby G. Senin tanggal 23 mei saya kontrol kandungan hasil USG bbj 2.1kg tinggi 46cm, dari pengukuran indeks ketuban kondisi janin dll semuanya alhamdulillah normal. Sepulang kontrol saya berusaha mengejar bbj. Selama hamil saya makan sangat dijaga karena takut bbj terlalu besar, saya berharap bisa lahiran normal sehingga pola makan sangat dijaga namun ternyata bbj nya masih di bawah 2.5kg sehingga saya mulai banyak makan ice cream susu coklat dan alpukat. Saking banyakny makan ice cream akhirnya saya malah flu.
Hari pun terus berlalu masih belum ada tanda cinta dari baby G, hingga pada hari rabu sore waktu saya sedang menonton film tiba-tiba saya merasakan seperti mau haid. Ketika saya cek ternyata ada flek buru buru saya hubungi suami karena mungkin saja keluar flek ini salah satu tanda cinta dari baby G. Kemudian saya langsung tanya kaka dan saudara yang bekerja sebagai bidan apakah dalam waktu dekat saya mau melahirkan?karena belum ada kontraksi maka saya menunggu sampai besok pagi. Semalaman saya tidak bisa tidur karena merasa tegang antara senang dan takut mau melahirkan, saya merasa dari pinggang ke kaki semuanya kaku sekali.
Pada hari kamis jam 6 pagi saya di antar ibu untuk pergi ke klinik, alhamdulillah sudah ada bidan yang berjaga saya langsung di cek dalam karena baru pertama kali rasanya ajib banget mana malu lagi. Setelah di cek bidan bilang bahwa saya udah ada pembukaan 1, namun karena engga ada kontraksi bidan langsung memberikan induksi alami. Bukaan lengkap persalinan hingga 10, sedangkan saya baru bukaan 1 jadi saya memutuskan untuk pulang kerumah.
Sampai dirumah kontraksi mulai terasa dan saya langsung download aplikasi kontraksi, mencatat waktu dan durasi kontraksi. Kata orang rasanya kontraksi itu seperti mules mau haid gak sakit ko atau mules kaya mau pup dan memang mulesnya seperti itu namun lama-lam level sakitnya mulai meningkat. Pada jam 2 siang saya merasa kontraksi semakin sering, sehingga saya memutuskan untuk cepat pergi ke klinik.
Sampai di klinik saya langsung bertemu dengan dr.leri alhamdulillah pada saat itu dr.leri sedang bertugas. Saya langsung di cek bukaan dalam dan di USG,hasil cek dalam saya sudah bukaan 3 dan hasil USG bbj alhamdulillah sudah naik menjadi 2.6kg. Niat awal walaupun kontrol kehamilan dengan dokter tapi pada saat melahirkan saya ingin sama bidan aja,karena saya yakin bidan pun memiliki skill untuk membantu proses persalinan.
Hasil USG hari senin kondisi baby G baik dan normal tidak ada apa-apa. Namun ternyata hasil USG saat ini dokter bilang kalau posisi kepala baby G menengadah yang harusnya engga gitu jadi takutnya proses bukaan lama dan bayi susah keluar, saat mendengar itu saya langsung down. Kemudian dokter menjelaskan bahwa dokter akan membantu semaksimal mungkin agar saya bisa lahiran normal, namun karena posisi kepala tengadah jika belum ada proses bukaan lanjutan maka akan dilakukan proses induksi, jika induksi masih tetap tidak bisa dilanjut proses vakum dan yang terakhir cesar. Proses melahirkan pun akhirnya tidak bisa di tangani oleh bidan jadi harus sama dokter dan terus di observasi. Ya Rabbi kenapa jadi seperti ini padahal sebelumnya kondisi semua baik-baik saja, namun saya terus bershusnudzon kepada Allah dan berdoa agar persalinan bisa normal dan lancar.
Karena sudah bukaan 3 saya tidak diijinkan untuk pulang sehingga langsung pesan kamar dan mengisi formulir perjanjian. Sambil nulis sambil dikit dikit berhenti karena ada kontraksi,dan saya merasa sedih ketika harus mengisi nama rumah sakit rujukan jika diharuskan proses cesar. Saya langsung menghubungi suami dan meminta cepat pulang ke bandung menggunakan kereta malam, alhamdulillah karena bukan weekend sehingga suami dapat tiket.
Selama di ruangan menunggu kelanjutan bukaan saya terus berdoa agar dimudahkan persalinan dan meminta maaf sama ibu kalau banyak salah, pada posisi ini saya merasa sangat mencintai ibu dan menyesali perbuatan saya yang secara sengaja ataupun tidak menyakiti ibu. Melalui telfon suami terus mengingatkan agar jangan lupa berdoa, pasrah sama Allah yakin saya bisa melaluinya dengan lancar karena Allah sudah menciptakan bentuk tubuh wanita sedemikian rupa sehingga insyaAllah dapat melahirkan secara normal. Tidak lupa juga diingatkan metoda relaksasi untuk mengurangi sakit pada saat kontraksi.
Setelah 3 jam saya di ruangan inap pada jam 6 sore bidan datang untuk melakukan pengecekan detak jantung, tekanan darah dan cek dalam, bidan bilang bahwa bukaan telah naik menjadi bukaan 5 alhamdulillah. Setelah pukul 8 malam bidan datang dan cek lagi bukaan masih di bukaan 5 berarti tidak ada penambahan bukaan padahal saya sudah merasakan kontraksi yang begitu kuat. Selama kontraksi untuk meringankan rasa sakit saya berjalan kaki di kamar mondar mandir kemudian bergerak di atas birthing ball, setiap 5 menit sekali saya merasakan kontraksi dan sudah takut jika melihat jam karena 5 menit kontraksi ada saya bisa istirahat 5menit kemudian ada lagi terus seperti itu. Kata ibu kalau sudah mendekati persalinan kontraksinya akan semakin sering dan waktunya semakin dekat ibu bilang sih “merekpek”. Supaya saat melahirkan saya ada tenaga maka ibu dan saudara memberikan saya minum air teh manis dan madu, kandungan gula di dalamnya diharapkan dapat menambah tenaga.
Pada saat hamil saya banyak membaca mengenai gentle birth, teknik relaksasi dan hypno birth. Pada intinya saat akan melalui proses melahirkan kondisi badan harus rileks, membangun pemikiran positif akan melahirkan itu tidak sakit dan bisa lancar. Semua teori itu saya praktekan dan memang ketika badan rileks, positif thinking rasa sakit kontraksi berkurang. Selain itu pijatan di belakang pinggang atau endorphine massage membantu mengurangi rasa sakit.
Hari pun terus berlalu masih belum ada tanda cinta dari baby G, hingga pada hari rabu sore waktu saya sedang menonton film tiba-tiba saya merasakan seperti mau haid. Ketika saya cek ternyata ada flek buru buru saya hubungi suami karena mungkin saja keluar flek ini salah satu tanda cinta dari baby G. Kemudian saya langsung tanya kaka dan saudara yang bekerja sebagai bidan apakah dalam waktu dekat saya mau melahirkan?karena belum ada kontraksi maka saya menunggu sampai besok pagi. Semalaman saya tidak bisa tidur karena merasa tegang antara senang dan takut mau melahirkan, saya merasa dari pinggang ke kaki semuanya kaku sekali.
Pada hari kamis jam 6 pagi saya di antar ibu untuk pergi ke klinik, alhamdulillah sudah ada bidan yang berjaga saya langsung di cek dalam karena baru pertama kali rasanya ajib banget mana malu lagi. Setelah di cek bidan bilang bahwa saya udah ada pembukaan 1, namun karena engga ada kontraksi bidan langsung memberikan induksi alami. Bukaan lengkap persalinan hingga 10, sedangkan saya baru bukaan 1 jadi saya memutuskan untuk pulang kerumah.
Sampai dirumah kontraksi mulai terasa dan saya langsung download aplikasi kontraksi, mencatat waktu dan durasi kontraksi. Kata orang rasanya kontraksi itu seperti mules mau haid gak sakit ko atau mules kaya mau pup dan memang mulesnya seperti itu namun lama-lam level sakitnya mulai meningkat. Pada jam 2 siang saya merasa kontraksi semakin sering, sehingga saya memutuskan untuk cepat pergi ke klinik.
Sampai di klinik saya langsung bertemu dengan dr.leri alhamdulillah pada saat itu dr.leri sedang bertugas. Saya langsung di cek bukaan dalam dan di USG,hasil cek dalam saya sudah bukaan 3 dan hasil USG bbj alhamdulillah sudah naik menjadi 2.6kg. Niat awal walaupun kontrol kehamilan dengan dokter tapi pada saat melahirkan saya ingin sama bidan aja,karena saya yakin bidan pun memiliki skill untuk membantu proses persalinan.
Hasil USG hari senin kondisi baby G baik dan normal tidak ada apa-apa. Namun ternyata hasil USG saat ini dokter bilang kalau posisi kepala baby G menengadah yang harusnya engga gitu jadi takutnya proses bukaan lama dan bayi susah keluar, saat mendengar itu saya langsung down. Kemudian dokter menjelaskan bahwa dokter akan membantu semaksimal mungkin agar saya bisa lahiran normal, namun karena posisi kepala tengadah jika belum ada proses bukaan lanjutan maka akan dilakukan proses induksi, jika induksi masih tetap tidak bisa dilanjut proses vakum dan yang terakhir cesar. Proses melahirkan pun akhirnya tidak bisa di tangani oleh bidan jadi harus sama dokter dan terus di observasi. Ya Rabbi kenapa jadi seperti ini padahal sebelumnya kondisi semua baik-baik saja, namun saya terus bershusnudzon kepada Allah dan berdoa agar persalinan bisa normal dan lancar.
Karena sudah bukaan 3 saya tidak diijinkan untuk pulang sehingga langsung pesan kamar dan mengisi formulir perjanjian. Sambil nulis sambil dikit dikit berhenti karena ada kontraksi,dan saya merasa sedih ketika harus mengisi nama rumah sakit rujukan jika diharuskan proses cesar. Saya langsung menghubungi suami dan meminta cepat pulang ke bandung menggunakan kereta malam, alhamdulillah karena bukan weekend sehingga suami dapat tiket.
Selama di ruangan menunggu kelanjutan bukaan saya terus berdoa agar dimudahkan persalinan dan meminta maaf sama ibu kalau banyak salah, pada posisi ini saya merasa sangat mencintai ibu dan menyesali perbuatan saya yang secara sengaja ataupun tidak menyakiti ibu. Melalui telfon suami terus mengingatkan agar jangan lupa berdoa, pasrah sama Allah yakin saya bisa melaluinya dengan lancar karena Allah sudah menciptakan bentuk tubuh wanita sedemikian rupa sehingga insyaAllah dapat melahirkan secara normal. Tidak lupa juga diingatkan metoda relaksasi untuk mengurangi sakit pada saat kontraksi.
Setelah 3 jam saya di ruangan inap pada jam 6 sore bidan datang untuk melakukan pengecekan detak jantung, tekanan darah dan cek dalam, bidan bilang bahwa bukaan telah naik menjadi bukaan 5 alhamdulillah. Setelah pukul 8 malam bidan datang dan cek lagi bukaan masih di bukaan 5 berarti tidak ada penambahan bukaan padahal saya sudah merasakan kontraksi yang begitu kuat. Selama kontraksi untuk meringankan rasa sakit saya berjalan kaki di kamar mondar mandir kemudian bergerak di atas birthing ball, setiap 5 menit sekali saya merasakan kontraksi dan sudah takut jika melihat jam karena 5 menit kontraksi ada saya bisa istirahat 5menit kemudian ada lagi terus seperti itu. Kata ibu kalau sudah mendekati persalinan kontraksinya akan semakin sering dan waktunya semakin dekat ibu bilang sih “merekpek”. Supaya saat melahirkan saya ada tenaga maka ibu dan saudara memberikan saya minum air teh manis dan madu, kandungan gula di dalamnya diharapkan dapat menambah tenaga.
Pada saat hamil saya banyak membaca mengenai gentle birth, teknik relaksasi dan hypno birth. Pada intinya saat akan melalui proses melahirkan kondisi badan harus rileks, membangun pemikiran positif akan melahirkan itu tidak sakit dan bisa lancar. Semua teori itu saya praktekan dan memang ketika badan rileks, positif thinking rasa sakit kontraksi berkurang. Selain itu pijatan di belakang pinggang atau endorphine massage membantu mengurangi rasa sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar