Semilir angin menerpa wajah, gemuruh
ombak memecah keheningan. Jejak langkah kaki diatas pasir putih perlahan
terhapus oleh air, tak meninggalkan bekas sedikitpun. Langit mulai berwarna
jingga merona dan matahari pun perlahan mulai tenggelam menyisakan kegelapan
yang tak berujung. Aku masih berdiri terpaku mengingat bayang-bayang yang ikut
tenggelam tak berjejak..
“You’re like the wind, I can’t hold onto youLooking at you from far away, I’m a fool
The more I try to forget you, the more I miss you
Just by thinking of you, tears come
You’re like the air, I can’t see you
I can’t show you this deep love of mine
I am standing behind you like a shadow
So I cry alone again today”
(Ali Tears are Falling)
Siluet wajah itu kembali
terlintas dalam fikiran, saat ia berlari mengejar roda sepedah yang terus
berputat, terlihat peluh diwajahnya dan senyuman indah yang mengingatkanku
tentang kehangatan. Kaki jenjangnya selalu
mensejajari langkah ini, pundak lebarnya menjadi tempat terakhir dimana beban
dan keluh kesah disandarkan, dan sorot matanya yang tajam meyakinkan gigihnya
ia menantang masa depan.
Kegelapan malam yang ditemani
cahaya rembulan, mengantarkan beribu jejak langkah yang kian tergerus air,
bahkan enggan mendengarkan sebait puisi lirih ini. Bintang utara masihkah ia
tetap berdiri disana walaupun detik terus bergulir. Entahlah yang kulihat hanya
kokohnya karang yang terus dihantam ombak, dingin, gelap dan sepi...
Secangkir teh mulai kehilangan
kepulan asapnya, jarum detik yang berpacu dengan waktu, dan pintu itu tetap
tidak bergeser sedikitpun. Penantian yang ditemani rintik hujan tak membuat sosokmu
hadir menemaniku menghabiskan sisa potongan kue kayu manis ini. Entah sejak
kapan jalan ini mulai terbagi arah, lembaran cerita, tawa yang bergema, celoteh
tak menentu arah membuatku lupa bahwa hanya aku yang merasa. Jejak kaki itu
mulai menentukan arah dan menyisakan aku yang hanya mampu menatap pundak
lebarnya dari kegelapan malam.
Riak air yang enggan berhenti
berbisik, desiran angin yang melantunkan lagu kesunyian memohon untuk sebuah
pengharapan yang tak terucap..aku menanti langkah yang kembali menepi...
“If you love
something let it go free. If it doesn't come back, you never had it.
If it comes
back, love it forever. “
Douglas Horton
Bandung, 18 April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar