Cerita ibu hamil jalan-jalan di Wonogiri
Alhamdulilah sampai detik ini masih dikasih nikmat hidup dan sehat sama Allah, akhir-akhir ini walaupun kehamilan udah menginjak 5 bulan 2minggu tapi ngidam masih aja gak ilang-ilang maksudnya ngidam jalan-jalan. Ceritanya kemarin tanggal 21 februari saya dan suami ngebolang ke Wonogiri. kenapa memilih untuk ngebolang ke Wonogiri karena jaraknya dekat dengan Solo tempat tinggal saya sekitar 40 km dan kalau perjalanan menggunakan sepeda motor waktu tempuh cuma 1 jam, enak banget kan perjalanan 1 jam tapi bisa maen ke kota lain. Yah salah satu hal yang saya sukai tinggal di Solo itu adalah jarak ke kota tetangganya deket banget.
Sebenernya rencana awal pengen ngebolang ke Semarang pake kereta tapi jadwal kereta dari Solo itu adanya jam 5.20 dari stasiun Purwosari tapi nyubuh banget harus jam berapa saya siap-siap masak dll, akhirnya malam sabtu saya cari alternatif lain dan Wonogiri jadi salah satu tempat yang akhirnya saya pilih buat ngisi waktu weekend. Malam itu juga saya cari referensi dari internet tentang tempat wisata yang ada di Wonogiri dan di instagram explore Wonogiri,karena ngelihat jarak dan kondisi saya sebagai bumil yang gak bisa egois pengen maen kemana-mana tapi harus mikirin kesehatan dede utun akhirnya saya pilih untuk main ke Waduk Gajah Mungkur karena jaraknya tidak terlalu jauh dari pusat kota Wonogiri dan waduknya sangat luas jadi penasaran buat pergi kesana.
Hari minggu pagi selepas shalat subuh saya mulai beres-beres rumah dan masak buat bekal selama perjalanan, alasan kenapa masak dan bawa bekel sih karena biar tau kebersihan makanan dan komposisinya maklum bumil gak boleh makan sembarangan, tapi selain itu bisa menghemat budget juga hehe bukan pelit ngeluarin anggaran buat wisata kuliner ya. Beres masak badan saya tumbang karena kondisi lagi hamil kadang gak nentu tiba-tiba sehat tapi beberapa menit kemudian bisa tumbang akhirnya suami putuskan buat istirahat dulu dan sarapan serta packing.
Jam 8.30 akhirnya saya memulai perjalanan berkendara motor dari rumah di daerah Manahan ke Wonogiri, persiapan untuk dijalan selain bekal makan dan minum saya bawa jas hujan karena masih musim hujan, pake jaket yang tebel, masker, helm dan kacamata kalau dilihat dari gaya nya sih bukannya gahol gaya ibu-ibu muda tapi lebih tepat mirip robot hehe gak papa lah yang penting safety ditambah saya bawa bantalan buat alas duduk, bumil kan dikit-dikit suka pegel jadi biar mengurangi rasa pegel selama perjalanan pake motor akhirnya saya bawa ganjalan duduk kaya bantal gitu deh dan kalau mulai pegel jangan maksain jalan istirahat aja dulu sambil menikmati perjalanan toh namanya kan jalan-jalan jadi gak dikejar waktu dan bisa kita manfaatkan untuk melihat pemandangan atau kondisi selama perjalanan.
Karena baru pertama kali ke Wonogiri dan gak tau jalan akhirnya mintalah bantuan waze salah satu aplikasi petunjuk arah, jalan yang kita pilih itu dari Manahan ke arah Taman Sriwedari kemudian ke Solo Baru lanjut Sukoharjo dan masuk jalan raya Sukoharjo-Wonogiri. Karena saya pergi hari minggu kondisi jalanan lumayan padat, waktu ngelewatin Taman Sriwedari karena baru car free day jadi antara kendaraan dan pejalan kaki ramai berlalu lalang, lewat Solo Baru pun tidak jauh berbeda tapi di asikin aja. Hal yang berkesan buat saya selama melalui jalan raya Sukoharjo-Wonogiri itu adalah ketika melewati jalan kanan kirinya masih ada hamparan sawah yang hijau terbentang dan latar belakang bukit-bukit subhanallah indah banget jadi saya bisa merefresh otak dan merecharge energi baru.
Ketika memasuki kota Wonogiri tata kotanya bagus, rapih, bersih, jalan pun lebar jadi saya sangat suka, selama perjalanan saya mengikuti petunjuk waze akhirnya saya sampai di gerbang PLTA Waduk Gajah Mungkur, ketika masuk jalanannya naik turun dan latar belakangnya bukit indah banget. Dari gerbang awal menuju waduk gak begitu jauh kita harus melewati jalan pinggir sungai dan jembatan baru kemudian kita sampai di pintu PLTA Waduk Gajah Mungkur,tapi sayang pintunya gak bisa dibuka dan selain petugas dilarang untuk masuk akhirnya kita jalan lagi menuju Tugu Tani dimana disekelilingnya ada kursi seperti untuk tempat pertunjukan dan beberapa orang yang berjualan akhirnya saya dan suami memutuskan untuk beristirahat disana dan melihat pemandangan waduk yang sangat luas sambil menikmati ice cream pot yang dijual disana lumayan melepas lelah sambil makan yang dingin-dingin biar lebih adem karena cuaca disana sangat panas.
( Tugu Tani)
Menurut beberapa sumber waduk ini dibangun pada Tahun 1976-1981. Luas daerah genangan lebih dari 8.800 ha dan luas daerah yang dibebaskan 90 km2 yang terdiri dari 51 desa di 7 kecamatan. Pada saat pembebasan daerah genangan ini mengorbankan 12.525 kepala keluarga terdiri dari 68.750 jiwa yang secara suka rela melakukan Program Bedhol desa dengan bertransmigrasi ke Sumatera. Pantesan waduk ini luas banget ternyata sampe 51 desa yang tergenang. Manfaat dibangunnya waduk ini adalah sebagai pengendali banjir (flood control) Sungai Bengawan Solo, penyedia air irigasi untuk daerah Kabupaten Klaten, Sukoharjo, Karang anyar dan Sragen. Penyedia tenaga listrik untuk daerah kabupaten Wonogiri, budidaya perikanan air tawar dan juga sebagai obyek wisata.
(Aliran air sungai dari Waduk Gajah Mungkur)
Waduk Gajah Mungkur masa pakainya bisa sampai 100 tahun dari pertama dibangun, namun karena disebabkan laju sedimentasi yang sangat tinggi mempercepat pendangkalan waduk, dengan semakin dangkalnya waduk dikhawatirkan waduk gak akan lagi sanggup menampung air penyebab banjir terutama daerah hilir sungai Bengawan Solo. Maka dari itu harus ada upaya dari pemerintah setempat untuk mengelola waduk ini karena merupakan salah satu aset bangsa dan pengorbanan penduduk dahulu tidaklah sia-sia.
Beres keliling-keliling akhirnya saya dan suami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju objek wisata lainnya yang ada di Wonogiri, akhirnya kami pilih untuk mengunjungi Museum Wayang Indonesia yang letaknya sekitar 14km dari Waduk Gajah Mungkur, perjalananpun dilanjutkan. Selama di perjalanan suasananya sangat hijau dan indah kanan kiri jalan ditanami sayur-sayuran, sawah dan ada juga penambangan batu kapur. Akhirnya kami sampai di Museum Wayang tapi sayangnya museum saat itu tutup jadi kami hanya melihat-lihat saja dari kaca luar gedung. Museumnya menampung koleksi wayang-wayang kulit, lokasi museum tepat di pinggir jalan jadi engga akan susah untuk menemukan museum ini. Karena museum tutup dan sudah adzan dzhur akhirnya kami memutuskan untuk kembali istirahat sekalian shalat dzuhur.
Selepas shalat kami memulai perjalanan pulang dan mencari tempat yang pas untuk makan bekal siang yang dibawa dari rumah, selama perjalanan pulang kami menelusuri pinggiran waduk yang sangat luas sambil melihat bapak-bapak yang memancing dipinggir sungai. Kanan kiri jalan sekeliling waduk banyak penjual yang menjajakan makanan ikan goreng untuk oleh-oleh. sambil melanjutkan perjalanan pulang dan kembali melihat pemandangan akhirnya kami memutuskan untuk istirahat di pinggir sawah karena udaranya sejuk, pemandangannya pun indah subhanallah. Makan di pinggir sawah bukannya membuat kami risih tapi malah semakin lahap makan engga tau karena lapar gak tau karena memang suasananya nyaman banget yah beda-beda tipis lah.
Setelah bekal makanan raib dalam sekejap kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan pulang kembali melewati jalanan Sukoharjo-Solo Baru dan Manahan akhirnya jam 3 sore kami sampai dirumah dengan selamat.Selama perjalanan saya istirahat beberapa kali maklum bumil selain cepet pegel juga beser alias selalu pengen ke kamar kecil hehe. Di perjalan banyak banget hikmah dan ilmu yang saya dapat. Mulai dari menikmati pemandangan selama perjalanan, belajar tata kota,banyak berdiskusi dan bercanda dengan suami, belajar sejarah dan kehidupan warga sekitar. Traveling itu bukan hanya sekedar jalan-jalan ketempat jauh yang ngabisin uang banyak, kita bisa membawa bekal makanan, buah-buahan, minum dan snack ringan untuk menemani selama perjalanan. Traveling bisa dilakuin dengan mengunjungi kota terdekat, belajar budaya kearifan warga lokal dan lingkungan lainnya. Traveling juga engga ribet ko asal ada niat dan nikmati aja selama perjalanan mau macet panas-panasan atau kehujanan namanya juga jalan-jalan jadi ya nikmati aja untuk melepas lelah dari kesibukan aktifitas kerja sehari-hari dan juga untuk merecharge energi serta memperbanyak pengetahuan. Banyak nikmat Allah yang tersebar di muka bumi ini jadi mulailah dengan berjalan setapak demi setapak untuk melihat keindahan dan bersyukur akan nikmat yang Allah berikan untuk kita. Kalau kata walikota Bandung biar gak suka marah-marah harus banyak piknik hehhehe. Sekian cerita jalan-jalan saya dan suami di Wonogiri sampai jumpa di cerita perjalanan lainnya ^_^