Kamis, 17 Maret 2016

Explore Karanganyar "Mengenang Kejayaan Pabrik Gula Tasikmadu & Agrowisata Sondokoro"

Explore Karanganyar "Mengenang Kejayaan Pabrik Gula Tasikmadu & Agrowisata Sondokoro"

Sabtu kemarin saya dan suami main ke Gramedia untuk membeli buku, pada waktu itu suami iseng untuk membeli peta Surakarta dan Provinsi Jawa Tengah. Alasannya buat referensi traveling, sesampainya dirumah kami melihat isi peta dan mereview beberapa kota yang sebelumnya telah kami datangi. Kemudian saya melihat bahwa di Karanganyar ada objek wisata lain yaitu Agrowisata Sondokoro yang berada di komplek Pabrik Gula Tasikmadu dan Waduk Lalung. Setelah saya fikir-fikir bagus nih tempat wisata, bisa berwisata sekalian belajar dan membandingkan antara Pabrik Gula di Klaten dengan Pabrik Gula Tasikmadu di Karanganyar serta jarak dari rumah tidak terlalu jauh. Berhubung jadwal libur suami masih ada 1 hari lagi akhirnya saya meminta hari minggu kita traveling ke pabrik gula dan sekitarnya dengan alasan ngidam jalan-jalan alhamdulilah suami setuju. hehe

Hari minggu pagi saya mempersiapkan bekal makanan sambil baca beberapa info tentang Agrowisata Sondokoro dan Pabrik GulaTasikmadu, tidak lupa juga saya mencari rute untuk mencapai tempat tujuan menggunakan google map dan waze. Setelah persiapan selesai akhirnya kami berangkat dari rumah di manahan melalui jalan Jenderal Ahmad Yani- Jl.Tentara Pelajar kemudian dilanjutkan menuju jalan arah Tawang Mangu dan belok kiri di perempatan Papahan yang ditandai depan tugu berwarna hitam seperti pura di Bali , jarak yang ditempuh sekitar 15 km dengan waktu 40 menit.

Menurut sejarah Pabrik Gula Tasikmadu didirikan oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegaran IV pada Tahun 1871 di Desa Ngijo Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Pabrik Gula Tasikmadu berdiri di atas tanah seluas 28,364 hektar milik Kraton Mangkunegaran. Pada Tahun 1996 Pabrik Gula Tasikmadu menjadi salah satu unit kerja dari PT Perkebunan Nusantara IX.  Pabrik Gula Tasikmadu merupakan aset ekonomi dan aset budaya yang tak ternilai.
(Pabrik Gula Tasikmadu)

Agrowisata Sondokoro berada di area Pabrik Gula Tasikmadu, di halaman depan terdapat kremoon (gerbong) buatan Tahun 1875 yang digunakan Mangkunegaran IV saat mengunjungi pabrik dan ada pula gerbong berwarna hijau buatan S.Chevalier Construction Paris yang digunakan Mangkunegaran IV untuk menemui rakyat.  Agrowisata Sondokoro merupakan obyek wisata sejarah yang dikemas dalam suasana yang modern. Tiket masuk tempat wisata yaitu Rp.5000,- , fasilitas di sekitar tempat Agrowisata Sondokoro yaitu arena bermain, kantin, mushola, taman, penjualan souvenir dan panggung hiburan. Zona bermain anak dibagi menjadi beberapa seperti water boom,  aquarium air laut & tawar, theater untuk melihat film dokumenter pengolahan tebu,monumen penggilingan tebu, taman edukatif,dan beberapa kandang hewan langka yang tersebar di sekeliling tempat agrowisata.

 (Monumen Mesin Giling Tebu)

Setelah puas mengelilingi Agrowisata Sondokoro saya penasaran ingin melihat Pabrik Gula Tasikmadu, untuk mengelilingi pabrik disediakan kereta lokomotif dengan dibagi menjadi 2 rute, ada Spoor Tebu dan Spoor Sakarosa. Setelah bertanya kepada petugas ternyata perbedaan Spoor Tebu dan Spoor Sakarosa yaitu pada rute yang dilalui kalau Spoor Sakarosa melewati terowongan. Akhirnya saya memilih untuk naik Spoor Tebu dengan harga tiket Rp.10.000,-. Pemandangan pertama kali yang saya lihat yaitu lori-lori bekas yang tidak terpakai, dulunya digunakan untuk mengangkut tebu hasil panen. Kemudian kami melewati beberapa gedung tua tempat pengolahan tebu, mesin-mesin pengolahan dan juga kebun tebu. Selama di perjalanan terdapat banyak poster yang tertempel di dinding sebagai informasi pengolahan tebu dari awal pembibitan, panen tebu, pengangkutan tebu sampai proses pembuatan gula.Kami juga melewati beberapa rumah dinas yang dulu dipakai pekerja pabrik untuk tinggal, unikny di beberapa rumah tersambung dengan rel kereta mungkin dulu selain mobil kereta juga digunakan sebagai alat trasportasi pekerja di dalam pabrik. Setelah selesai mengelilingi pabrik saya membayangkan bagaimana masa-masa kejayaan pabrik ini yang masih beroperasi, namun sayang kejayaan itu kini tertutup debu tebal dan hanya menjadi bagian dari sejarah.

(Spoor Tebu)

Selesai berkeliling di Pabrik Gula Tasikmadu waktu baru menunjukkan pukul 11.00  saya dan suami teringat bahwa pada peta yang kami beli di Karanganyar ada waduk namanya Waduk Lalung karena tidak tahu tempatnya akhirnya saya memutuskan untuk menghubungi teman asli orang Karanganyar. Berdasarkan info dari teman jarak dari Pabrik Gula Tasikmadu ke waduk tidaklah jauh akhirnya kami memutuskan untuk melihat waduk Tersebut. Waduk Lalung berada di Jalan Lalung-Bekonang Kelurahan Lalung Kecamatan Karanganyar, patokan untuk menuju Waduk Lalung dari Tugu Pancasila belok kiri dan lurus terus melalui jalan Slamet Riyadi posisi waduk berada di sebelah kanan, setelah mengikuti arahan google map sampailah kami di Waduk Lalung. Menurut sejarah Waduk Lalung dibangun pada Tahun 1940 oleh pemerintah Hindia Belanda, tujuan dibangunnya waduk ini adalah untuk mengairi sawah dan sebagai tadah hujan. Waduk Lalung tidak sebesar waduk yang berada di Wonogiri atau Klaten, pada saat kami berkunjung kesana banyak orang yang sedang memancing karena seringnya kami berkunjung ke waduk sampai-sampai suami saya ingin membeli alat pancing hehe. Di area waduk tidak ada objek wisata jadi waduk ini hanya benar-benar difungsikan untuk mengairi sawah yang berada di sekitar waduk. Setelah puas mengelilingi waduk akhirnya kami memutuskan untuk shalat dan beristirahat sejenak kemudian dilanjutkan pulang kerumah.

Traveling kali ini sangat menyenangkan selain jaraknya yang tidak terlalu jauh dari rumah dan berhasil menghilangkan rasa penat, dengan berwisata di Agrowisata Sondokoro/ Pabrik Gula Tasikmadu juga menambah wawasan saya mengenai pengolahan tebu dan mengenang bagaimana kejayaannya dulu. Oh iya, usut punya usut setelah sampai dirumah dan baca-baca info mengenai Waduk Lalung ternyata disana tempatnya agak angker dan banyak penampakan, tapi untung saya tau nya udah sampai rumah dan gak nemu yang aneh-aneh alhamdulilah semoga saja kami dijauhkan dari hal-hal yang aneh hehe...