Selasa, 16 Juli 2013

PENYEMPURNAAN TAHAN API PADA KAIN POLIESTER, POLIESTER KAPAS (T/C) DAN POLIESTER RAYON (T/R) DENGAN VARIASI KONSENTRASI ZAT ANTI API (DAP/ NICCA) SERTA PENGUKURAN KETAHANAN KAIN TERHADAP NYALA API DENGAN METODE PENGUJIAN CARA VERTIKAL


PENYEMPURNAAN TAHAN API PADA KAIN POLIESTER, POLIESTER KAPAS (T/C) DAN POLIESTER RAYON (T/R) DENGAN VARIASI KONSENTRASI ZAT ANTI API (DAP/ NICCA) SERTA PENGUKURAN KETAHANAN KAIN TERHADAP NYALA API DENGAN METODE PENGUJIAN CARA VERTIKAL
Lestari Nadia, Kimia Tekstil, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam industri yang kemungkinan pakaian terkena percikan api tinggi, diperlukan pakaian pelindung yang tahan api (flame resistance), yaitu sifat tidak meneruskan nyala api atau jika api yang membakar diambil, nyala api segera padam.
Dalam rumah tangga pakaian yang cepat mrneruskan nyala api akan menimbulkan kecelakaan, terutama untuk pakaian anak kecil. Pengujian sifat nyala api dan tahan api diperlukan untuk memperkirakan kemungkinan bahaya tersebut.
          Faktor yang berpengaruh pada sifat nyala api atau tahan api adalah jenis serat dan berat kain. Struktur benang dan struktur kain seperti kain tenun, kain rajut dan sebagainya tidak berpengaruh pada sifat nyala api dan tahan api.
Sifat nyala api sebagian ditentukan oleh jenis serat yang digunakan. Serat selulosa seperti kapas, linen dan rayon mudah meneruskan pembakaran. Kain wol biasanya sulit menyala; Nylon dan polyester mengerut dari nyala api dan sulit menyala, tetapi penyempurnaan yang membuat kain kaku memungkinkan nylon dan polyester mudah menyala.
          Pada kain-kain yang meneruskan nyala api, sifat tahan apinya bergantung pada berat kain dan kandungan seratnya. Untuk kain dengan serat sama, makin berat kainnya, makin tahan api.
          Dalam keadaan nyata, banyak faktor yang berpengaruh pada sifat tahan api, dan terdapat beberapa cara uji tahan api. Untuk pakaian, pengujian yang banyak digunakan adalah uji sifat nyala api tekstil pakaian (cara 45°) dan uji tahan api (cara vertikal)
          Prinsip uji sifat tahan api (cara vertikal) adalah membakar kain yang dijepit rangka dan diletakkan vertikal selama waktu tertentu. Diukur waktu dari saat api diambil sampai nyala padam, waktu dari saat nyala padam sampai bara padam dan panjang sobekan pada contoh uji karena sobekan dengan gaya tertentu.
          Proses pembakaran pada dasarnya terdiri dari proses pemansan, dekomposisi, penyalaan, dan perambatan. Panas yang timbul akibat adanya sumber dari luar akan menyebabkan terjadinya proses pembakaran, panas akan menaikan suhu bahan tekstil sampai terjadi degradasi dan dekomposisi daripada polyester selulosa.

Proses terjadinya pembakaran
a.              Nyala (flame)
Menyala adalah proses pembakaran yang digambarkan sebagai suatu proses terbakarnya gas yang terurai di permukaan. Penyalaan merupakan proses pembakaran yang terjadi secara eksotermis yang terdiri dari uap yang mudah terbakar dan terurai di permukaan bahan tekstil.
b.             Bara (Glow)
Membara merupakan proses eksotermis yang terjadi di permukaan dan berada pada fase gas yang hanya berada dalam permukaan. Keadaan ini berlangsung dlam kondisi jumlah O2 yang melimpah.
c.              Pijar (smolder)
Proses pemijaran secara umum terjdi di bawah permukaan dan biasanya dalam kondisi persediaan O2 yang sangat sedikit, proses pemijaran ini terjadi secara lambat, dan biasanya disertai dengan keluarnya asap, tetapi tanpa disertai adanya nyala atau bara.
1.2  Tujuan Penelitian
1.2.1        Memberikan efek sifat menolak Api (non flammable) pada bahan poliester,polyester kapas dan polyester rayon. 
1.2.2        Mengukur ketahanan api dengan cara vertical.

1.3  Waktu Pelaksanaan
Tanggal  25 April 2012 : percobaan penyempurnaan tahan api
Tanggal 2 Mei 2012         : Pengujian kain tahan api dengan cara vertikal.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Poliester
Serat poliester adalah suatu serat sintetik yang terdiri dari polimer-polimer linier. Serat tersebut pada umumnya dikenal dengan nama dagang dacron, teteron, terylene. Poliester dibuat dari asam tereftalat dan etilena glikol.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar